Mungkin bisa dibilang adalah babak ketiga dari trilogi yang dimulai album “True” dan “A Seat at The Table”, atau juga bisa dibilang sekuel dari autobiografi personal “A Seat at The Table”. Tidak ada yang dapat menjelaskan secara periodik, tetapi yang jelas “When I Get Home” tetaplah sebuah sajian eksperimental dari Solange, lebih jauh lagi hingga menyentuh ranah visual album meski hanya dengan total tiga puluh menit. Namun estetika yang diberikan sangat simbolik, ikonik, penuh makna, penuh karakter khas era baru Solange.
Terdiri dari sembilan belas track, yang sebenarnya tak memiliki runtime terlalu lama tetapi cukup menegaskan bahwa When I Get Home tentunya adalah sebuah concept album. Maka dari itu tidak dapat saya lakukan track by track review, belum lagi saya tentunya tidak dapat menilai interlude. Namun sejauh ini track paling standout di tengah tentunya adalah Almeda. Hasil dari build up terpapar rapih sejak Things I Imagine, S McRegor, Down With The Clique, Way to The Show, Can I Hold the Mic, Stay Flo, Dreams, Nothing Without Intentions, hingga puncaknya menuju Almeda. Sebuah kohesivitas yang sangat presisi dan sempurna. Produksi Earl Sweatshirt dalam track ini tentunya superb, tak ada sample, hanya kreativitas sang produser dipadukan ide visual dan vokal Solange turut dibantu dengann Playboi Carti membuat Almeda terkesan sebagai track komersil dibanding track lain. Dan memang itulah yang terjadi. Selain Binz, Almeda adalah satu-satunya yang dirilis music video secara menyeluruh. Solange tahu betul bahwa ia harus memberikan sentuhan komersil dengan sedikit pop dan trap demi pasar.
Lalu Jerrod hadir untuk vocal showcase terbaik di album, harmoni dan mungkin sedikit terinpsirasi dari Aaliyah. Overall, album ini memang menurut saya memiliki kesatuan yang erat nan kohesif. Namun masih terlalu eksperimental untuk masyarakat yang lebih awam, hal ini berdampak pada number untuk album ini sendiri, tetapi pada dasarnya bagi penikmat concept album alternatif, album ini sangatlah monumental.
Terdiri dari sembilan belas track, yang sebenarnya tak memiliki runtime terlalu lama tetapi cukup menegaskan bahwa When I Get Home tentunya adalah sebuah concept album. Maka dari itu tidak dapat saya lakukan track by track review, belum lagi saya tentunya tidak dapat menilai interlude. Namun sejauh ini track paling standout di tengah tentunya adalah Almeda. Hasil dari build up terpapar rapih sejak Things I Imagine, S McRegor, Down With The Clique, Way to The Show, Can I Hold the Mic, Stay Flo, Dreams, Nothing Without Intentions, hingga puncaknya menuju Almeda. Sebuah kohesivitas yang sangat presisi dan sempurna. Produksi Earl Sweatshirt dalam track ini tentunya superb, tak ada sample, hanya kreativitas sang produser dipadukan ide visual dan vokal Solange turut dibantu dengann Playboi Carti membuat Almeda terkesan sebagai track komersil dibanding track lain. Dan memang itulah yang terjadi. Selain Binz, Almeda adalah satu-satunya yang dirilis music video secara menyeluruh. Solange tahu betul bahwa ia harus memberikan sentuhan komersil dengan sedikit pop dan trap demi pasar.
Lalu Jerrod hadir untuk vocal showcase terbaik di album, harmoni dan mungkin sedikit terinpsirasi dari Aaliyah. Overall, album ini memang menurut saya memiliki kesatuan yang erat nan kohesif. Namun masih terlalu eksperimental untuk masyarakat yang lebih awam, hal ini berdampak pada number untuk album ini sendiri, tetapi pada dasarnya bagi penikmat concept album alternatif, album ini sangatlah monumental.
RATING
8/10
Ditulis oleh : Muhammad Boby Primadiansyah
Komentar
Posting Komentar