Langsung ke konten utama

MOONLIGHT (2016)




Moonlight banyak dibilang berperan sebagai film yang "penting" pada oscar race pada tahun ini karena tema yang diangkat bukanlah sajian yang mudah dicerna banyak penonton umum.Sebagai contoh tahun lalu Spotlight yang menyandang Best Picture adalah film yang juga mengangkat isu tentang hal yang mungkin tidak banyak diperhatikan orang.Moonlight-pun mengemban tugas yang sama.Di adaptasi dari sebuah Stage Play berjudul In Moonlight,Black Boys Looks Blue,Barry Jenkins menunjukkan gabungan isu diskriminasi eksistensi kaum kulit hitam,kemiskinan,dan LGBT.


Bertutur perihal coming-of-age seorang anak bernama Chiron(Alex Hibbert) bersama ibunya Paula(Naomie Harris),Moonlight dibagi menjadi tiga babak yakni Chiron waktu kecil (Little),Chiron remaja(Chiron),dan Chiron dewasa(Black).Sejak kecil Chiron hidup tanpa ayah dan ibunya yang seorang drug addict yang cenderung abusive padanya.Hingga ia bertemu dengan seorang drug dealer bernama Juan(Mahershala Ali) yang tinggal bersama kekasihnya Teresa(Janelle Monae).Juan pun merasa kasihan pada Chiron akibat perlakuan Paula padanya apalagi Chiron mengingatkanya saat ia seumuran denganya.Lalu babak kedua bercerita bahwa Chiron waktu remaja(Ashton Sanders) masih struggling dengan bullying karena menjadi gay di sekolah tetapi ia pun akhirnya menemui bahwa satu-satunya teman baik yang ia miliki Kevin adalah seorang gay dan melakukan hubungan seksual di pantai berupa Handjob.Babak ketiga mengisahkan bagaimana Chiron dewasa(Trevante Rhodes)beradaptasi dan menyesuaikan kehidupan barunya berusaha melupakan hal buruk apapun yang terjadi padanya selama ini.


Premis tersebut sebenarnya membuat film ini agak klise dengan plot yang sangat typical dari sebuah queer movie dan harus saya akui sebagai kandidat kuat dalam oscar race,Moonlight adalah satu-satunya film drama yang memiliki plot klise sepanjang durasi berjalan.Chiron sebagai tokoh queer and black disini sesungguhnya tidak memiliki kepastian mau dibawa kemana sang karakter,tidak ada hal yang benar-benar jelas dengan apa yang Chiron ingin raih nantinya.Film ini bagaikan sebuah Survival dalam kehidupan sosial masa kini,tetapi hanya itu yang di kisahkan sepanjang film.Tidak ada hal yang benar-benar membuat Chiron memutuskan suatu hal yang pasti dan jelas.Naskahnya berjalan klise.Bahkan karakter seperti Juan pun tidak punya cukup alasan yang kuat untuk tiba-tiba merasa iba pada Chiron hingga bersedia membesarkanya.Kepergian salah seorang karakter juga terjadi hanya sekilas bagaikan tak ada yang terjadi,sungguh klise.Jenkins yang turut menulis naskah mungkin sadar akan hal ini dan minus terbesar film ini agak tertutup dengan penyutradaraan luar biasa.


Barry Jenkins pandai menjaga intensitas film.Meski seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa alurnya sangat klise,tetapi Jenkins pandai menjaga kita tetap terpikat dengan sajian-nya hingga akhir film.Adegan demi adegan berjalan runtut dan terkadang surprising.Scoring pun juga turut membantu kala membangun emosi sebelum Jenkins memberikan klimaks pada beberapa adegan.Sinematografi juga sejatinya sangat mendukung,membuat Moonlight tidak melelahkan dipandang mata akibat plot klise-nya sekaligus membuat adegan demi adegan masih layak tonton.Beberapa adegan sesungguhnya memang agak dragging dengan momen yang kelewat hening seperti adegan Chiron kecil yang jarang bicara.Entah ingin membuat slow-building-tension atau bukan jelas hal itu tidak terlalu berhasil,namun sebagian besar berhasil memberikan luapan emosi yang mengena pada penonton.Lalu karena ini film "penting",bagaimana Moonlight menyampaikan isu-isunya agak sulit diterima penonton.Beberapa orang mungkin tidak related terhadap film-nya sendiri karena memang mereka tidak queer dan black,mereka queer tapi tidak black,atau mereka black tapi tidak queer.Jangkauan-nya jelas agak sempit karena somewhat specific.



Lupakan segala kelemahan dan kesalahan diatas.Maka Moonlight masih layak berada di ajang oscar karena penampilan jajaran cast-nya.Alex Hibbert,Ashton Sanders,dan Trevante Rhodes sanggup memberikan kesan satu orang yang luar biasa.Tentu Chiron-lah yang menjadi kekuatan utama di film ini.Dengan tiga babak berbeda,penampilan mereka patut diacungi jempol bahkan mereka adalah aktor yang terbilang baru dan muda apalagi Trevante Rhodes yang benar-benar merepresentasikan Chiron waktu dewasa(Seriously,he's a goddamn fine and amazing new actor)Mahershala Ali memang memberikan performa bagus dengan eksplorasi ekspresi yang juga dimanfaatkan dengan baik oleh Jenkins,namun bagi saya Mahershala Ali tidak terlalu memberikan penampilan yang all out,bukan karena aktingnya jelek tetapi karena memang karakter Juan yang memang medioker,jadi ganjaran piala oscar sesungguhnya bagi saya agak berlebihan.Berkebalikan dengan Naomie Harris sebagai ibu satu-satunua yang begitu berpengaruh dalam kehidupan Chiron.Cintanya pada Chiron sangatlah rumit,apalagi ia hidup dalam dunia narkoba.Saya yakin Paula memang mencintai anaknya meski ia sangat abusive,ia hanya tidak tahu bagaimana cara mencintainya.Lalu beberapa karakter pendukung seperti musisi Janelle Monae pun sanggup melengkapi cerita melakoni karakternya dengan apik.
                       
    SUMMARY
  
   "You could be gay,but you're not faggot"

Moonlight memang benar adalah film yang "penting",namun relasi antara penonton dan cerita yang di sajikan sejatinya agak sulit.Beruntung scoring,sinematografi bisa sangat menghibur dengan penyutradaraan Jenkins yang luar biasa.Sudah pasti film yang bagus,meski penyutradaraan luar biasa,tetapi Moonlight bukanlah film yang luar biasa

RATING
8.5/10





Komentar

Postingan populer dari blog ini

LOVE,SIMON (2018)

Film-film teenlit yang akrab dengan coming of age memang kerap saya anggap sebelah mata karena kontenya yang memang tak lebih dari sebuah fanservice bagi para remaja labil terutama remaja perempuan.Namun beberapa dari mereka sesungguhnya berkualitas,sebut saja contoh terbaik saat ini adalah Lady Bird,Call Me By Your Name,Moonlight yang bahkan memenangkan Best Picture di ajang oscar tahun lalu, Edge of Seventeen ,hingga yang paling fenomenal yakni Boyhood . Dan saya bisa mengatakan bahwa Love Simon adalah salah satunya. Mengisahkan kisah seorang remaja laki-laki bernama Simon(Nick Robinson) yang memiliki keluarga yang baik,teman-teman yang baik,kehidupan sekolah yang juga cukup baik,dan sesungguhnya tak ada masalah yang terlalu berarti pada hidupnya saat ini dan semua berjalan normal-normal saja.Kecuali satu,bahwa dia harus menerima kenyataan bahwa dia adalah seorang gay dan tentunya ia tak ingin identitasnya itu merusak segala hubungan baik tadi terutama pada ke

FENCES (2016)

Fences dan Moonligh t adalah beberapa contoh film adaptasi terbaik tahun 2016.Mengadaptasi dari drama teater karya August Wilson yang juga berpartisipasi menjadi screenwriter pada film ini.Menceritakan seorang pria bernama Troy Maxson yang memiliki hidup penuh liku-liku.Yang dulunya ia pemain Baseball,sekarang ia hanya seorang pekerja Sanitasi di Pittsburgh .Ia tinggal bersama istrinya Rose(Viola Davis) selama delapan belas tahun.Bersama kakaknya Gabriel Maxson(Mykelty Williamson) yang harus mengalami disabilitias akibat Perang Dunia kedua.Lalu putranya Cory(Jovan Adepo) yang berumur tujuh belas memiliki impian yang sama menjadi seorang pemain Baseball.Tentu hal tesebut menimbulkan konflik dengan ayahnya yang dulu juga pemain Baseball namun dipecat akibat diskriminasi kulit hitam waktu itu.Terlihat penuh masalah namun tidak hanya itu,banyak konflik demi konflik menghantui kehidupan-nya.Troy menyebutnya sebagai The Grim Reaper. Ya begitulah,sejatinya Fences juga dimaksudkan